Kejadian Pergeseran Satelite Telkom-1

Kejadian Pergeseran Satelite Telkom-1

PT Telkom Indonesia Tbk. (telkom.co.id)
Akhir-akhir ini banyak sekali gangguan komunikasi yang tejadi hampir di seluruh Indonesia. Hal ini berdampak pada beberapa stasiun televisi di Indonesia dan ATM untuk jaringan VSAT (Very Small Aperture Terminal). Hal inilah yang masih didalami PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dengan bantuan Lockheed Martin memonitori satelite Telkomsel-1 pasca anomali yang menerpa infrastuktur ini pekan lalu. Sebagai manufaktur dari satelite Telkom-1, Lockheed Martin memberikan dukungan penuh dalam penyelidikan dan menganalisa yang terjadi pada Satelite Telkom-1. Sempat dikabarkan bahwa satelite Telkom-1 sudah hancur di orbit namun hal ini ditanggapi oleh VP Corporate Communication Telkom Arif Prabowo di Jakarta, Senin (04/09/2017), jika Satelite Telkom-1 masih merespon perintah dari stasiun pengendali milik Telkom yang berletak di Cibinong dengan memberikan sinyal telemetri.




Namun, ada kejanggalan terhadap gangguan yang menerpa satelite Telkom-1. Menurut Aditya Iskandar, gangguan pada Satelite Telkom-1 dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adanya perusaahn IT asing yang berusaha meretas mengambil billing PT. Telekomunikasi Indonesia dengan jumlah pelanggan tujuh belas juta orang. Lalu, pergantian sistem billing yang melakukan penghapusan/pemindahan data billing pelanggan sejumlah kurang lebih tiga belas juta orang. Sedangkan menurut keterangan dari Pers PT. Telkom Indonesia Tbk. menjelaskan bahwa gangguan yang tejadi pada satelite Telkom-1 akibat umur Satelite yang melebihi batas umur orbit satelite, yaitu selama 15 tahun sedangkan satelite Telkom-1 sudah mengorbit selama 18 tahun sejak 1999 sampai sekarang. Lalu penjelasan selanjutnya jika satelite Telkom-1 mengalami pergeseran point antena hingga akhirnya satelite Telkom-1 tidak dapat digunakan karena slot orbit pada 108⁰ Bujur Timur sudah kosong.

Satelite Telkom-1 pabrikan Lockheed Martin
Dari Menkominfo, Rudiantara, melakukan pengecekan terhadap permasalahan yang terjadi pada satelite Telkom-1, yaitu diduga adanya masalah baterai yang menjadi salah satu penyebab pergeseran satelite tersebut. Tidak berfungsinya baterai karena viewnya yang sudah habis. Menurut teknis, satelite tersebut tidak bisa dipakai lagi dan harus diorbitkan satelit pengganti yang baru. Satelite pengganti tersebut adalah Telkom-4 yang masih dalam pembuatan dan direncakan akan diluncurkan pada pertengahan tahun 2018 untuk menempati slot orbit yang ditempati Telkom-1. Sebagai solusi, guna untuk mengantisipasi pada gangguan satelite Telkom-1 dan untuk kontinuitas kualitas layanan kepada pelanggan, Telkom saat ini melakukan recovery layanan transponder dengan mengalihkan sejumlah pelanggan ke transponder satelit Telkom 3S dan satelit lainnya. Hal ini dilakukan hingga seluruh pelanggan termigrasi dengan harapan layanan pelanggan dapat kembali berjalan dengan normal.

Dari beberapa pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gangguan terhadap satelite Telkom-1 diakibatkan karena kurangnya penerapan etika engineering. Diantaranya adalah adanya dilema moral, tradeoff dalam prinsip penghematan biaya, dimana sebelumnya dari pihak Lockheed Martin sudah memprediksikan jika satelit tersebut hanya bisa digunakan secara normal selama 15 tahun, sehingga sebelum jatuh tempo yang ditentukan, PT. Telkom Indonesia seharusnya sudah merancang model satelit Telkom yang baru untuk menggantikan satelit Telkom-1. Dalam segi pertanggungjawaban teknis yaitu, tidak mengikuti peringatan dan petunjuk teknis dari Lockheed Martin dimana masa operasi satelite diprediksi hanya selama 15 tahun tetapi Telkom-1 sudah beroperasi selama 18 tahun.

Namun selain itu,ada penyebab utama masalah teknik yaitu faktor manusia baik pengabaian etika engineering atau kecelakaan tidak disengaja, pemilihan bahan yang kurang tepat, kerusakan desain yang banyak diantaranya dalam lapangan merupakan hasil praktik yang tidak etis, dan faktor kondisi lingkungan satelite Telkom-1 yang berada di luar angkasa memiliki karakteristik lingkungan berbeda dengan keadaan di bumi.


Source :
metrotvnews.com
sindonews.com
viva.co.id
cnnindonesia.com

Tim Penyusun :
1. 2011710017   Eka Titi Wijayanti
2. 2011710025   Hendri Fandio D.
3. 2011710039   M. Naufal Mardani I.
4. 2011710043   Nabila Firdaus
5. 2011710049   Nurul Aulia As F. 

Comments

Popular posts from this blog

Misteri di Balik Kucing Hitam

Kasus Kejahatan yang Belum Terungkap